Wednesday, March 4, 2009

Ergonomic Participatory

Ergonomi Makro melingkupi banyak hal. Dalam pengembangan organisasi, kajian ilmu ergonomi yang dapat diterapkan adalah konsep partisipasi ergonomi.Bagaimana suasana organisasi yang nyaman dan mampu memberikan iklim produktivitas yang baik, itulah yang diinginkan. Konsep partisipasi inilah yang diharapkan dapat di munculkan.
Pendekatan Partisipatori Ergonomi inilah yang juga diterapkan di hotel Sanur Bali Bungalows...

Bali Sanur Bungalows adalah salah satu hotel berbintang dua di kawasan wisata Sanur. Dalam usaha untuk lebih menarik wisatawan, hotel dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti bangunan dengan arsitektur Bali, kolam renang, perlengkapan dapur dan kamar serta cara pelayanan oleh karyawan dengan standar internasional . Dengan usaha tersebut ternyata hunian hotel meningkat dari sebelumnya menjadi rata-rata di atas 40 % sepanjang tahun. Di lain pihak di beberapa bagian fasilitas tersebut ternyata masih kurang memperhitungkan keterbatasan dan kemampuan kerja karyawan dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kepada wisatawan. Di samping itu fasilitas untuk karyawan sendiri kurang diperhatikan. Banyak dijumpai karyawan bekerja dengan sikap paksa, lingkungan kerja yang kurang nyaman, pergantian giliran kerja yang panjang, sehingga menimbulkan keluhan muskulosekeletal dan keluhan subyektif, mangkir kerja dan efisiensi rendah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dilakukan intervensi ergonomi melalui pendekatan partisipasi. Dengan tujuan melalui pendekatan partisipasi ergonomi ini akan dapat menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien. Sehingga dengan demikian akan dapat mengurangi timbulnya kelelahan, keluhan subjektif, mangkir kerja, dan juga meningkatkan efisiensi kerja karyawan.

Beberapa cara pendekatan partisipasi ergonomi yang dilakukan oleh pihak manajemen ini antara lain :
1. Observasi ke tempat kerja untuk melihat cara, sikap, dan lingkungan kerja.
2. Wawancara mengenai keluhan subjektif yang diderita oleh para karyawan.
3. Ceramah dan diskusi bersama antara pihak manajemen dengan karyawan tentang cara-cara perbaikan terhadap masalah yang dihadapi.
4. Melakukan perbaikan dan juga evaluasi hasil perbaikan bersama-sama karyawan.

Berdasarkan hasil dari pendekatan ini, maka diperoleh beberapa hal yang memerlukan perbaikan untuk dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama, antara lain :

1. Gizi / asupan makanan
Perbaikan atas kesepakatan bersama :
- Pergantian uang makan dengan memberi makan sekali setiap giliran kerja
- Membangun tempat makan atau EDR (Employee dinning room)

2. Giliran kerja
Perbaikan atas kesepakatan bersama :
- Pengaturan giliran kerja dengan rotasi 2.2.2
- Setiap selesai tugas malam, karyawan mendapatkan libur 1 hari

3. Operator komputer di bagian personalia dan akun
Perbaikan atas kesepakatan bersama :
- Tinggi monitor komputer diturunkan sampai tepi atas monitor sesuai tinggi mata operator ketika duduk

4. Tinggi kompor dan meja kerja di dapur
Perbaikan atas kesepakatan bersama :
- Pengurangan tinggi meja menjadi sekitar 68 cm yang disesuaikan dengan tinggi siku karyawan yang tertinggi, yang pendek dapat menggunakan dingklik

5. Suhu lingkungan di dapur dan laundry
Perbaikan atas kesepakatan bersama :
- Membuat ventilasi silang
- Memasang penghisap udara
- Menyediakan air minum yang culup di tempat kerja

6. Bangunan cottanges dengan arsitektur Bali
Perbaikan atas kesepakatan bersama :
- Pemberian ram pada tepi lantai lobi dan beberapa undagan

7. Tangga ke lantai dua
Perbaikan atas kesepakatan bersama :
- Pembuatan tangga dengan lebar 120 cm dengan sudut 30 derajat dengan disertai bordes

8. Undangan ke pantai
Perbaikan atas kesepakatan bersama :
- Penambahan anak undagan menjadi 15 cm

9. Sikap kerja petugas tata graha
Perbaikan atas kesepakatan bersama :
- Melakukan istirahat setiap 30 menit kerja

Dengan penerapan Partisipatori Ergonomi ini, terbukti dapat mengurangi kelelahan, keluhan subjektif, mengurangi tingkat absensi, dan meningkatkan kelancaran pelayanan. Perbaikan tersebut bisa sangat sederhana dengan biaya murah, apalagi jika dilakukan sejak perencanaan. Namun juga dapat memakan biaya yang cukup besar bila harus memperbaiki sistem yang telah ada.